29 Mar 2015

Setengah jam menuju tengah malam.

Hujan deras turun tak berhenti sedari sore, membuat siapapun malas keluar rumah dan lebih memilih untuk berada di dalam ruangan.

Tak terkecuali aku.

Aku telah menghabiskan waktu selama dua jam terakhir mendengarkan lagu-lagu dari MP3 player, hampir semuanya lagu-lagu yang sering kudengarkan di masa lalu.

Hujan dan lagu.

Dan kenangan.

Yeah, right. Dem feels.

Kenapa hujan selalu membuatku memikirkan orang lain?
Kenapa tidak bisa sekali saja hujan membuatku memikirkan diri sendiri, misalnya, hei, cucianmu basah, kamu lupa menjemurnya di bawah atap! Atau apa.
Kenapa tidak bisa sekali saja hujan membuatku memikirkan diri sendiri, misalnya, hujan-hujan seperti ini, enaknya menyeduh milo hangat, bergulung di selimut, atau nonton serial.

Kenapa hujan selalu membuatku memikirkan orang lain, misalnya, dulu waktu hujan bertahun-tahun yang lalu, kita berdua terjebak di kampus, karena tidak membawa jas hujan.
Kenapa hujan selalu membuatku memikirkan orang lain, misalnya, hei, inget nggak, pernah dimarahin sama dia, karena kamu hujan-hujanan ke kampus dan basah kuyup, besoknya flu parah?

Hal-hal seperti ini yang menjengkelkan aku.

Bahkan hujan mengingatkan aku akan hal-hal yang tidak terjadi kala hujan!

Ada apa sih dengan hujan dan lagu?

Dan kenangan?

Kenangan-kenangan yang ingin aku ulang. Kenangan-kenangan yang tidak bisa kuulaang.

Kenangan-kenangan yang ingin aku rasakan lagi. Kenangan-kenangan yang tidak bisa kurasakan lagi.

Seperempat jam menuju tengah malam.

Hujan mereda, menyisakan tetes-tetes air yang jatuh perlahan.

Aku tidak tahu mengapa hujan selalu menimbulkan rindu. Aku tidak pernah bertanya, dan tidak pernah ingin mencari tahu.

Tetapi aku hampir selalu rindu kamu waktu hujan turun.

Ataukah, aku hampir selalu rindu kamu, tak peduli hujan atau tidak?

Hujan atau terik, rasa-rasanya aku selalu mengingat kamu.

Kamu yang dulu selalu menjadi tempatku pulang. Aku yang dulu selalu menjadi tempatmu pulang.

Kamu membuat waktu beputar begitu cepat. Kamu datang dan pergi secepat kilat. Tetapi tetap saja kilat itu membekas lekat.

Sudah lewat tengah malam.

Hujan masih turun, dan aku hanya bisa tersenyum ketika hujan membuatku mengingat kamu.

Setidaknya ingatan itu adalah kenangan yang baik.

Oh, dan apa aku sudah bilang?

Akhir-akhir ini kamu sering muncul di mimpi-mimpiku.

Apakah kamu juga merindukanku?

Terima kasih.

0:13
28-29 Maret 2015

The Antique Tales . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates