Kamu Itu Hujan...
Kemarin di luar sana, langit mendung abu-abu gelap dengan guntur
menggelegar, air menderas turun menimpa atap-atap rumah, kaca-kaca mobil, payung,
dan jas hujan.
Aku, dari dalam mobil, tidak kebasahan, melihat hujan.
Aku mengingatmu, seperti mengingat hujan.
Hujan badai, yang dingin dan basah.
Hujan seperti kamu, yang dingin.
Hujan seperti kamu, yang menyejukkan.
Sore-sore hari itu, hujan turun terlalu lebat sampai-sampai aku malas
pulang. Tetapi kamu, yang tak kenal takut dan cemas, menerobos hujan, terbalut
jas hujan, berhati-hati mengendarai motor. Dan aku, yang sangat kenal takut dan
cemas, tidak bisa berhenti memikirkan kamu, sampai besok paginya, gerimis, aku
bertemu kamu lagi.
Kamu adalah hujan yang terus turun dengan deras, dan tidak pernah ada
pelangi setelahnya.
Selalu hujan.
Mendung.
Abu-abu.
Gelap.
Dingin.
Sakit.
Kamu itu hujan.