Waktu sudah berjalan lima menit sejak Maya meninggalkan kelas terakhirnya siang itu. Entah sudah berapa kali gadis berkuncir ekor kuda itu menguap selama 1 sks penuh kelas Bedah Mulut 4-nya. Padahal hanya 1 sks, dan Naylee yang duduk di sebelahnya sudah menawarkan permen kopi (secara diam-diam tanpa terlihat dan ketahuan dosen). Tetapi kantuk Maya tetap tidak bisa ditahan.
Ini semua gara-gara Juna, pikir Maya kesal sekali, lalu berjalan agak lebih cepat menuju tempat parkir sepeda.
Hanya tinggal dua sepeda yang ada di tempat parkir sepeda itu. Satu milik Maya, yang berwarna putih dengan sadel coklat. Satu lagi mungkin milik adik angkatan Maya. Atau siapalah. Maya tidak peduli. Yang dia pedulikan hanyalah kembali ke kamarnya dengan selamat, lalu menghempaskan diri di kasur, dan tidur sampai sore.
Atau tidak.