Tentang Satria. Dan Dirinya.
“Bagaimana pacarmu?”
“Oh, dia baik-baik.”
“Syukurlah.”
Dan aku benar-benar bersyukur, Satria. Sebab jika dirinya baik-baik saja, maka kemungkinan kamu baik-baik saja pun
semakin besar. Sebab jika dirinya
bahagia, maka kemungkinan kamu bahagia pun semakin besar.
Sepanjang aku menaruh hati padamu,
Selama aku melihatmu dengan dirinya,
Semakin aku bertanya-tanya,
Sebenarnya apa yang aku rasakan terhadapmu?
Apa yang terjadi pada frasa ‘cinta tidak harus memiliki’?
Karena aku tahu aku tidak bisa memilikimu,
tetapi aku juga tidak yakin apakah yang aku rasakan padamu itu cinta.
Jika itu cinta, mengapa aku
tidak berjuang lebih keras untuk mencapainya?
Jika itu bukan cinta, mengapa
aku menangis mengingatmu dengan dirinya?
Mungkin aku menyerah sebelum berperang.
Mungkin aku mundur karena kalah saing.
Cintakah aku padamu, Satria?
Delapan tahun telah berlalu, tapi kenapa
aku masih tidak bisa menjawabnya?
-Jogja, 12 Mei 2020