Tentang Satria. Dan Takdir.
Sewindu berlalu, tiba-tiba kamu muncul lagi di kehidupanku.
Bukan dengan cara yang aku kehendaki, sebetulnya.
Dalam bayanganku, aku akan bertemu kamu dengan situasi yang menguntungkan–aku
yang sudah mendapat tempat di kasta sosial, dan kamu yang (kuharap) sudah putus
dengan pacarmu dulu.
Oh, ngomong-ngomong, apakah kamu
masih berhubungan dengan dia?
Jika kamu bertanya, aku akan menjawab.
Pun kamu tidak bertanya, aku akan memberitahu.
Aku telah melepas sebuah takdir. Takdir yang–kupikir akan kujalani,
sebagai jalan hidupku.
Takdir yang dimulai sejak satu dekade yang lalu.
Apakah kamu percaya kita bisa
mengubah takdir?
Mungkin bagi orang lain, membentuk jalan hidupmu sendiri terdengar egois.
Mungkin aku tidak memikirkan takdir orang lain ketika aku melepas
takdirku sendiri.
Aku telah mengakhiri sebuah takdir.
Tetapi, pertanyaan yang selalu aku ajukan sejak sewindu yang lalu,
Sejak aku sesekali mengerling ke arahmu,
Sejak aku sesekali meneteskan air mata untukmu,
Apakah kita ditakdirkan bersama?
-Jogja, 12 Mei 2020